Selasa, 09 Juni 2009

Mendesain Media Pembelajaran Biologi

MUTU pendidikan di Indonesia masih sangat jauh dari harapan. Beragam permasalahan muncul dari berbagai sisi. Keadaan laboratorium yang belum lengkap, lingkungan sekolah yang tidak memadai, waktu dan cara belajar siswa yag tidak tepat, serta cara penyampaian materi oleh guru kurang sesuai, merupakan faktor yang menyebabkan prestasi biologi siswa SMA masih rendah.

Upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan sudah dan terus ditingkatkan, baik pembenahan kurikulum maupun kualitas tenaga pengajarnya. Peningkatan dan perbaikan fisik sekolah tidak akan berarti banyak apabila tenaga pengajar atau guru tidak dilibatkan dalam upaya ini. Guru dituntut untuk lebih aktif pada pemilihan materi, media dan juga metode yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Sesuai karakteristik dan tujuan mempelajari biologi tidak hanya menghafal terminologi dan konsep. Bukan menghafal langkah metode ilmiah, melainkan melakukan kegiatan proses belajar yang mampu memecahkan suatu persoalan.
Keberadaan fisik benda atau objek belajar biologi menjadi sangat vital dalam pembelajaran biologi. Ketiadaan objek benda yang ditemui secara langsung menuntut guru menggantinya dengan media lain yang sesuai. Media gambar/film/foto adalah sedikit contoh guru dalam mensiasati ketiadaan objek belajar yang konkrit. Media yang disediakan seringkali kurang pas dan kurang komunikatif sehingga siswa belum terpuaskan pengalaman belajarnya. Untuk itu perlu ada desain media interaktif yang membuat siswa ikut berpartisipasi da;am pembelajaran biologi.

Mengapa perlu desain
media interaktif
Proses belajar mengajar (PBM) akan menjalin proses komunikasi antara guru sebagai sumber pesan dengan siswa sebagai penerima pesan. Komunikasi akan lebih efektif apabila pengalaman pemberi pesan dan penerima pesan menjadi sama. Jika ini terjadi maka akan ada interaksi timbal balik antara guru dan siswa. Untuk itu perlu media belajar yang mempunyai kemampuan atau potensi yang dapat dimanfaatkan.
Ada beberapa kemampuan dan potensi media yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan peningkatan perbaikan PBM. Antara lain, membuat konsep abstrak menjadi konkrit; menampilkan objek berbahaya atau langka ke dalam situasi belajar; menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang; memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat untuk di amati; mempersingkat perkembangan yang memakan waktu; memberikan keseragaman persepsi; memberi kesan perhatian individu dll.
Media yang efektif adalah media yang mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan kepada penerima pesan. Oleh karenanya dalam merancang PBM hendaknya memilih dan merancang pula media yang akan digunakan. Akan lebih menarik bila media bersifat interaktif sehingga siswa tidak hanya sebagai pendengar atau penonton, tetapi juga aktif terlibat.
Pemilihan jenis media perlu memperhatikan kejelasan dan tujuan serta keakraban penggunaan media bagi penggunanya. Aspek pertama berkaitan antara kemampuan yang ingin diperoleh siswa dengan kemampuan jenis media yang ada. Sementara aspek keakraban penggunaan media bagi penggunanya menekankan pengenalan sifat dan ciri media yang dipilih. Pengetahuan dalam pengenalan dan penggunaan suatu media perlu dipunyai oleh guru.
Guru dituntut untuk tidak gagap teknologi dan mampu menggunakan teknologi untuk mentransfer ilmunya. Kolabo-rasi guru biologi dengan teman sejawat guru lain yang berkompeten dalam teknologi informasi perlu diintensifkan.
Untuk itu dalam mendesain media perlu memperhatikan beberapa hal seperti, apakah materi itu penting dan berguna bagi siswa?; apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?; apakah ada keterkaitan langsung dan tidak langsung dengan tujuan yang hendak dicapai?. Kemudian apakah materi yang disajikan otentik dan mutakhir?; apakah isi dan presentasinya memenuhi standar? Dan apakah struktur materinya urut dan logis?.
Memperhatikan dengan cermat beberapa hal terkait desain media di atas maka perlu persiapan dalam mendesain melalui langkah-langkah sebagai berikut, pertama menentukan dulu pesan yang akan disampaikan. Pesan yang disampaikan tentu harus sesuai dengan maksud dan tujuan instruksional, artinya pesan yang ada bukan sekedar informasi basi, mati dan atau sekedar hiburan.
Kedua, menetapkan dan merancang media sebagai alat bantu mengajar (sebagai alat peraga). Media yang dibuat atau disajikan bukanlah mengganti peran dan fungsi guru akan tetapi sebaliknya digunakan dalam membantu kekurangan guru. Media tersebut justru menempatkan peran dan fungsi guru sebagai fasilitator.
Ketiga, menentukan media yang mendorong kegiatan belajar yang efektif. Penggunaan media komputer dengan segala fasilitasnya untuk masa sekarang menjadikan pembelajaran berlangsung secara cepat, tepat dan berguna. Berbagai fasilitas soft ware dapat dimanfaatkan untuk mendukung alat bantu pembelajaran seperti power point, program flash dan sebagainya. Keberadaan program ini membantu guru dalam menjelaskan materi-materi secara lebih jelas dan mengena.
Keempat, menentukan media yang sesuai dengan strategi yang dipilih. Setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangan ma-sing-masing. Media pembelajaran sebagai alat bantu akan menutup kekurangan strategi yang tepat.
Keberhasilan suatu PBM sering kali diukur dengan nilai yang diraih di akhir kegiatan. Penggunanan media seringkali dipaksakan dan diada-adakan. Namun perlu diingat bahwa pemilihan dan penggunaan media yang kurang baik justru mengganggu dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian perlu pertimbangan secara cermat dalam merancang, memilih dan menggunakan media yang ada. Jangan sampai untuk mengejar PBM yang menarik justru hasil yang didapat tidak memuaskan. Selamat mencoba! (*/ton)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar